BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

gfu

Senin, 07 Juni 2010

trable suting

TROUBLESHOOTING


1. Menjaga Stabilitas Sistem Windows
Sistem Windows yang stabil memberikan kenyamanan dan kelancaran saat kita bekerja. Gangguan seperti komputer hang, bluescreen dan proses lambat adalah ciri-ciri komputer yang tidak stabil. Apalagi hal tersebut terjadi berulang-ulang sehingga pekerjaan kita menjadi terganggu. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk menjaga sistem Windows senantiasa stabil.


1.1. Update Software
Update software harus sering dilakukan karena setiap ditemukan kelamahan pada sistem Windows, Microsoft akan mengeluarkan software untuk mengatasinya. Untuk update biasanya komputer harus terhubung dengan jaringan internet. Sebelum melakukan update software yang harus diperhatikan adalah keaslian sistem operasi Windows dan spesifikasi hardware komputer kita. Apabila sistem operasi Windows tidak asli biasanya proses update ditolak oleh Microsoft. Demikian pula apabila spesifikasi hardware tidak sesuai dengan kebutuhan software update proses update akan gagal.

Menjalankan Utility dan Diagnosa
Windows menyertakan software utility dan diagnosa seperti ScanDisk, Defrag, Disk Cleanup untuk kita gunakan menjaga keadaa sistem Windows dalam kaadaan stabil.
• Scandisk digunakan untuk menelusuri kondisi fisik disk. Apabila ditemukan ada kerusukan pada block, maka file-file yang ada pada bolck tersebut akan dipindahkan ke block yang masih baik.
• Defrag digunakan untuk menata ulang letak file-file pada block sehingga menjadi sistematis dan mudah diakses oleh sistem Windows. Proses penyimpanan file dalam sistem komputer dilakukan secara acak sehingga sebuah file dimungkinkan tidak menempati block yang berurutan. Apabila file tersebut diakses, maka komputer akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan file secara keseluruhan karena lokasi block yang tidak urut. Proses defrag membutuhkan ruang harddisk kosong minimal 15% dari ukuran harddisk keseluruhan.
• Disk Cleanup digunakan untuk membersihkan file-file yang tidak diperlukan lagi oleh sistem komputer seperti file-file yang ada di dalam Recycle Bin, Internet Cache, Temporary Folder, dan sebagainya.

Untuk menjalankan program scandisk buka dulu program Windows Explorer, Start  All Programs  Accessories  Windows Explorer. Setelah Windows Explorer aktif, klik kanan drive (disk) yang akan di-scan kemudian klik properties.

3. Program Crash
Indikasi adanya program crash yaitu komputer hang atau bluescreen dengan beberapa pesan yang ditampilkan pada layar monitor. Setiap program yang dijalankan, sistem Windows akan mengalokasikan segmen-segmen memory untuk menyimpan proses tersebut. Beberapa hal yang bisa menyebabkan program crash antara lain:
• Ketika ada program lain yang bekerja yang berusaha menempati segmen memory yang sama dengan program yang sedang berjalan.
• Adanya cacat register memory sehingga proses tidak bisa bekerja semestinya.
• Ketika program bekerja tiba-tiba ada serangan virus atau sejenisnya sehingga merusak file-file program atau pendukungnya.

Apa yang harus dilakukan apabila terjadi program crash?
• Apabila terjadi hang, lakukan shut down dengan menakan [Ctrl] + [Alt] + [Del] untuk menampilkan Task Manager. Lakukan shut down melalui Task Manager.


• Jika Task Manager tidak tampilkan tekan tombol power komputer untuk memutus supply daya listrik.
• Apabila terjadi bluescreen, tekan tombol power untuk mematikan komputer.
• Hidupkan komputer lagi dan lakukan uninstall atau recover program yang menyebabkan crash.
• Apabila masih sering terjadi hang dan crash lakukan recover sistem windows atau dengan mengganti memory komputer.

Selasa, 01 Juni 2010

konpigurasi debian server (berbasis teks)

Dhcp3-server
#apt-get install dhcp3-server
Hilangkan tanda pagar # dan konfigurasi di bawah ini
#nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf
…………………………………………………
# A slightly different configuration for an internal subnet.
subnet 2.2.2.0 netmask 255.255.255.0 {
range 2.2.2.2 2.2.2.254;
option domain-name-servers 2.2.2.1;
option domain-name "dini.com";
option routers 2.2.2.1;
option broadcast-address 2.2.2.255;
default-lease-time 600;
max-lease-time 7200;
}
……………………………………………………………………
……
#/etc/init.d/dhcp3-server

SSH
#apt-get install ssh
#nano /etc/ssh/sshd_config

# Package generated configuration file
# See the sshd(Cool manpage for details

# What ports, IPs and protocols we listen for
Port 200
…………………………………………………………………….
# Logging
SyslogFacility AUTH
LogLevel INFO
# Authentication:
LoginGraceTime 120
PermitRootLogin no
StrictModes yes
……………………………………………………………………..
/etc/init.d/ssh restart

SAMBA
#apt-get install samba
Workgroup = workgroup
YES
#mkdir /home/debian/dini
#nano /home/debian/dini/dini2.txt
#nano /etc/samba/smb.conf
#browsing/identification#
Workgroup = workgroup
Netbios = debian

……………………………………………………
[dini2]
Path = /home/dini/dini2
Available = yes
Browseable = yes
Writable = yes
Public = yes

#/etc/init.d/samba restart

Smbclient

#apt-get install smbclient

Cara ngceknya

#Smbclient //ipclient/foldersharing
Contoh:
#smbclient //192.168.3.4/lkskab

DNS SERVER
# apt-get install bind
# cd /etc/bind
# cp named.conf{,.orig}
# nano named.conf
zone "lkskab09.co.id" {
type master;
file "/etc/bind/db.lkskab09.co.id";
};

zone "3.168.192.in-addr.arpa" {
type master;
file "/etc/bind/db.192";
};

# cp db.local db.lkskab09.co.id
# nano db.lkskab09.co.id
;
; BIND data file for local loopback interface
;
$TTL 604800
@ IN SOA ns1.lkskab09.co.id. dini.lkskab09.co.id. (
1 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
IN NS ns1.lkskab09.co.id.
IN MX 10 mail.lkskab09.co.id.


IN A 192.168.3.1
ns1 IN A 192.168.3.1
www IN A 192.168.3.1
mail IN A 192.168.3.1
ftp IN CNAME www
# cp db.127 db.192
#nano db.192
;
; BIND reverse data file for local loopback interface
;
$TTL 604800
@ IN SOA ns1.lkskab09.co.id. agus.lkskab09.co.id. (
2 ; Serial
604800 ; Refresh
86400 ; Retry
2419200 ; Expire
604800 ) ; Negative Cache TTL
;
IN NS ns1.lkskab09.co.id.
1 IN PTR ns1.lkskab09.co.id.
1 IN PTR www.lkskab09.co.id.
1 IN PTR mail.lkskab09.co.id.
1 IN PTR ftp.lkskab09.co.id.

# /etc/init.d/bind restart
# tail –f/var/logs/logsys

WEB SERVER
1.root@server:# apt-get install apache2
edit
2.nano/etc/apache2/sites-available/default,
# RedirectMatch ^/$ /apache2-default/
3.:~# apt-get install php5
4 .nano /var/www/apache-default/index.html


LKS Kabupaten Cianjur 2009

My Biodata





Nama : Dini Rahayu Efendi
Kelas : 3 Tkj 1
Sekolah : SMK Bina Nusantara





6. :~# apt-get install php5-mysql
7. :~# apt-get install mysql-server

8. :~# apt-get install phpmyadmin
9.:# apt-get install mysql-server
10. ~# mysqlamin –u root password sasuke

MAIL SERVER
Sebelum konfigurasi mailserver kita harus update dulu dvdnya
#apt-get update ( binary 1 )
Masukan dvd binary2
#apt-cdrom add ( binary 2 )
#apt-get update (binary2)
Setelah itu masukan dvdbinari1 lalu install paket yang di bawah ini
1.:# apt-get install postfix
2. :# apt-get install courier-imap
3. :# apt-get install courier-pop
4. nano /etc/postfix/main.cf
myhostname = (jangan diganti)
alias_maps = hash:/etc/aliases
alias_database = hash:/etc/aliases
myorigin = /etc/mailname
mydestination = lkskab09.com, mail.lkskab09.com, debian.lkskab09.com, localhost.
relayhost =
mynetworks = 127.0.0.0/8 192.168.3.0/24
# mailbox_command = procmail -a "$EXTENSION"
mailbox_size_limit = 0
recipient_delimiter = +
inet_interfaces = all
home_mailbox = Maildir/
5. :# cd /etc/skel
6.:# maildirmake Maildir
7:# adduser ... ....
8 :# adduser .........(yang ke 2 )
9
root@server:# /etc/init.d/postfix restart
root@server:# /etc/init.d/courier-imap restart
root@server:# /etc/init.d/courier-pop restart
root@server:# /etc/init.d/courier-authdaemon restart
WEB MAIL
1. apt-get install mysql-server squirrelmail
2.nano /etc/squirrellmail/apache.conf
documentroot /usr/share/squirrelmail
servername debian.smk-binus.sch.id
3. /etc/init.d/apache restart
4.nano/etc/apache2/apache2.conf
Tambahkan dibaris terakhir script di bawah ini :
Include /etc/squirrelmail/apache.conf
5. /etc/init.d/apache2 restart
6. buka webrowser
PROXY SERVER
# apt-get install squid.conf
# cp /etc/squid.conf{,.orig}
# cd /etc/squid/
# nano squid.conf

http_port 8080
cache_mem 100 MB
# cari CONNECT method CONNECT (ctrl+w)
Tambahkan dibawahnya

acl LAN src 192.168.1.0/255.255.255.0
acl block url_regex -i “/home/sex”

http_access allow LAN
http_access deny block

visible_hostname proxy.tkj.com
cache_dir ufs /var/spool/squid 500 16 256

# nano /home/sex
http://www.linux.com

# /etc/init.d/squid restart
Setting browser (Internet Explorer, Mozilla Firefox) supaya menggunakan Proxy Server.
Proftpd
#apt-get install proftpd
#nano /etc/proftpd/proftpd.conf
Hilangkan tanda # nya
Bagian anonymous



……………………
…………………
…………………




Inovatif,kreatif ,dan brani mengambil resiko dalam mengelola konflik usaha

DI AJUKAN SEBAGAI TUGAS KELONPOK KEWIRAUSAHAAN (KWU)


KELOMPO : 7 ( 2 TKJ1 )

• Ismat A
• Dede R
• Farid S
• Budiman
• Entis S
• M. Ali



Inovatif,kreatif ,dan brani mengambil resiko dalam mengelola konflik usaha
Kewirausahaan adalah proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan] Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.[ Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.[ Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya (1). Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).[ Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.[ Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian] Berbeda dengan Cantillon, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.[] Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut

Proses wirausaha
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi] Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan] Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi yang besar] Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti ‘’locus of control’’, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang mempengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang] Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga
Ciri-ciri wirausaha[1] yang berhasil:
• Memiliki visi dan tujuan yang jelas] Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut.[
• Inisiatif dan selalu proaktif] Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan
• Berorientasi pada prestasiPengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya] Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama.[ Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnyaBerani mengambil risiko.[ Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu]
• Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya] Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya] Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Bertanggungjawab terhadap segala aktivitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datangTanggung jawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihakKomitmen pada berbagai pihakMengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak]Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada: para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas
• ] Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
• Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggiArti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan] Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebutWirausahawan harus taat azas Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lainDalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan] Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks]Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.

Kreativitas
Kreativitas merupakan memikirkan sesuatu,kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Kreatif
Menghadirkan sesuatu benda atau hal yang sebelumnya sama sekali belum ada untuk dipergunakan. Ide yang kratif dikaitkan dengan ide yang baru paling tidak untuk orang yang bersangkutan Ide kreatif ini dapat melibatkan sebuah usaha penggabungan du ahal atau lebih ide-ide secara langsung (John Adair,1996)
Krativitas dan inovasi
Inovasi dan kerativitas berbeda wilayah domain yang sama,teapi memiliki batasan yang tegas. Kreatifitas merupakan langkah pertama menuju inovasi yang terdiri atas berbagai tahap. Kreatifitas berkaitan dengan produksi kebaruan dan ide yang bermanfaat sedangkan inovasi berkaitan dengan produksi atau adopsi ide yang bermanfaat dan implementasinya.
Wirausaha
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar.
Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Namun,gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar.
Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan
nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi konsumen.
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut
dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.
Seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up),
kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung
risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
a.Melakukan proses/ teknik baru (the new technik)
b.Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),
c.Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
d.Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar
e.Mengembangkan organisasi baru
Berani mengambil resiko
Kita memahami, bahwa dalam setiap langkah mengandung suatu risiko, bahkan tak melakukan apapun ada risiko, yaitu risiko kehilangan kesempatan. Manajemen Risiko saat ini sudah melekat pada setiap aspek kehidupan, namun disadari pengelolaan risiko ini belum sepenuhnya disadari oleh semua pihak.
Justru karena adanya risiko ini, maka perusahaan asuransi diperlukan. Perusahaan asuransi berfungsi mengelola risiko pihak lain, dan untuk ini perusahaan asuransi sendiri perlu melakukan dan memahami fungsi risk transfer dan risk sharing. Kontrol risiko adalah menghindari, meminimalisir, menahan dan memindahkan.
Untuk itu, jika kita mempunyai suatu usaha, ada baiknya kita memahami titik-titik risiko yang akan terjadi pada perusahaan tadi. Untuk itu diperlukan menilai proses bisnis perusahaan tadi untuk mengetahui titik-titik dimana risiko ada kemungkinan akan terjadi. Di bawah ini saya mencoba untuk melihat risiko apa yang kemungkinan terjadi di perusahaan asuransi, sebelum kita menilai risiko personal, sehingga kita mampu memahami mengapa kadang perusahaan asuransi menetapkan premi tinggi untuk suatu jaminan tertentu.
a. Untuk perusahaan asuransi kerugian, yang jelas adalah risiko sebagai penanggung. Untuk ini perusahaan asuransi perlu melakukan penilaian terhadap orang/perusahaan yang akan ditanggung. Perlu dilakukan survei untuk menentukan kondisi pertanggungan asuransi apa yang paling tepat untuk calon yang akan dijamin asuransinya. Saya sendiri merasakan saat ingin memperpanjang asuransi mobil, pada saat ini perusahaan asuransi lebih ketat dan memerlukan waktu untuk melakukan survei, hal yang sekitar 10 tahun lalu sering tak dilakukan, apalagi jika yang diasuransi kendaraan, yang cukup dengan hanya membawa mobil yang akan diasuransikan ke perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi tak perlu melakukan survei dimana lokasi rumah tinggal pemilik mobil, bahkan sampai perlu melihat letak rumah pemilik mobil. Namun banjir yang sering melanda Jakarta, membuat petugas asuransi juga menanyakan lokasi usaha, kebiasaan kita dan lokasi rumah, termasuk rawan banjir atau tidak. Setelah itu perusahaan asuransi juga perlu melakukan perhitungan, seberapa besar perusahaan mampu menahan risiko, karena jika dinilai risikonya terlalu tinggi, maka perusahaan asuransi akan menolak atau mengenakan premi yang lebih tinggi, serta mengasuransikan kembali kepada perusahaan reasuransi (reasuradur). Pemindahan sebagian risiko kepada perusahaan lain (reasuradur) merupakan bentuk kontrol risiko yang disebut spreading of risks. Risiko yang saat ini harus diperhitungkan adalah risiko katastropik. Bencana adalah jenis risiko katastropik, penyebabkan bisa faktor manusia atau bencana alam. Meskipun ada dukungan reasuransi, terkadang kerugian lebih besar dari dukungan perusahaan resuransi, sehingga perusahaan akan menanggung kelebihan kerugian yang tak didukung reasuransi. Bencana alam seperti tsunami, gempa bumi, bisa menghancurkan perusahaan asuransi karena bisa menyerap modal karena premi yang diterima tak bisa menutup seluruh kerugian. Diperlukan prediksi tingkat kerugian, jika terlalu rendah kerugian akan lebih besar daripada yang diperkirakan. Namun jika memprediksikan risiko kerugian terlalu tinggi, yang berakibat pada besarnya premi, maka ada risiko konsumen tak mau mengasuransikan pada perusahaan asuransi tersebut. Oleh karena itu diperlukan analisis yang handal, yang dapat melihat peta kemampuan konsumen, namun juga kemungkinan risiko yang akan terjadi.
b. Sekarang kita melihat risiko dari personal. Rumah tangga dapat dianggap sebagai perusahaan, yang pengelolaan asuransinya memperhitungkan kemungkinan risiko yang akan terjadi pada anggota keluarga penghuni rumah tersebut. Pertama, adalah asuransi yang terkait dengan pengobatan. Jika anda bekerja pada perusahaan yang akan menanggung seluruh biaya pengobatan dari karyawan, anda berhak bersyukur, karena tak banyak perusahaan seperti ini. Kalaupun ada, ada bagian dari risk sharing yang harus ditanggung oleh karyawan, misalkan 10% dari total biaya. Itupun kadang tak semua biaya pengobatan dapat diganti, perusahaan akan memilih biaya pengobatan yang non rutin seperti perawatan di rumah sakit dsbnya, yang sebelumnya telah diteliti oleh dokter perusahaan bahwa memang layak diganti. Perusahaan akan memilih memberikan tunjangan pengobatan rutin yang dimasukkan dalam skala gaji karyawan. Bagaimana jika anda tak mendapatkan biaya pengobatan? Tentu saja anda harus memilih perusahaan asuransi, namun disini harus diingat, apa saja ketentuan dalam persyaratan asuransi tersebut, sehingga anda tak kecewa dikemudian hari. Atau anda cukup membuat cadangan yang disimpan dalam bentuk tabungan di Bank, yang hanya digunakan dalam kondisi mendesak. Kedua, adalah hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian, terkait dengan harta benda anda dan keluarga. Sebagaimana telah disinggung pada butir a, dari sudut pandang konsumen, maka yang diperlukan adalah asuransi kendaraan dan asuransi rumah. Asuransi mobil telah umum dilakukan, namun umumnya perusahaan asuransi memberi batasan pada umur kendaraan. Untuk kendaraan roda dua, agak sulit mengasuransikannya, karena perusahaan asuransi menolak untuk menerima asuransi kendaran roda dua. Dulu saat anak saya baru dibelikan sepeda motor baru, masih ada perusahaan asuransi yang mau menerima asuransi untuk kendaraan sepeda motor walaupun hanya berupa total lost, namun itu hanya berlangsung 2 (dua) tahun dan setelah itu perusahaan asuransi tak mau menerima asuransi sepeda motor, mungkin karena risikonya terlalu tinggi. Sedangkan asuransi rumah, juga tergantung dari bentuk rumah serta harta benda yang berada dalam rumah tersebut. Jenis asuransinya juga bervariasi, apakah all risk atau total lost.

berwira usaha sejak dini

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERWAWASAN
KEWIRAUSAHAAN SEJAK USIA DINI


A. PENDAHULUAN
Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, telah lama dilakukan. Bahkan
setiap Repelita, peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan
di bidang pendidikan. Berbagai program dan inovasi pendidikan, seperti penyempurnaan
kurikulum, pengadaan buku ajar dan buku referensi lainnya, peningkatan mutu guru dan
tenaga kependidikan lainnya melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi
pendidikan mereka, peningkatan manajemen pendidikan, serta pengadaan fasilitas
penunjang, dan lain-lain selalu dilakukan. Namun sampai saat ini mutu pendidikan masih
jauh dari harapan.
Dari dalam negeri diketahui bahwa NEM SD sampai SLTA relatif rendah dan tidak
mengalami peningkatan yang berarti dari tahun ke tahun. Dari dunia usaha muncul keluhan
bahwa lulusan yang memasukidunia kerja belum memiliki kesiapan kerja yang baik. Dari
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 2
komparasi internasional, mutu pendidikan di Indonesia juga kurang menggembirakan.
Human Development Index (HDI) Indonesia menduduki peringkat 102 dari 106 negara
yang disurvai. Survai The Political Economic Risk Consultation (PERC) menemukan
bahwa Indonesia berada di peringkat ke 12 dari 12 negara yang disurvai. Studi lain yang
dilakukan The Third International Mathematics and Science Study-Repeat (TIMSS-R,
1999) menemukan bahwa siswa SLTP Indonesia menempati peringkat 32 untuk IPA dan
34 untuk Matematika, dari 38 negara yang distudi di Asia, Australia dan Afrika.
Peningkatan mutu pendidikan berarti peningkatan mutu sumber daya manusia.
Sementara mutu pendidikan belum menggembirakan, berarti mutu sumber daya manusia
Indonesia juga belum menggembirakan. Kini Indonesia menghadapi dua tantangan, ialah
tantangan dari dalam dan dari luar.
Dari dalam negeri krisis ekonomi belum juga berakhir sehingga pengangguran terus
bertambah. Di bidang pendidikan sendiri, data Depdiknas menunjukkan bahwa sekitar
88,4% lulusan SLTA tidak melanjutkan ke PT, dan 34,4% lulusan SLTP tidak melanjutkan
ke SLTA. Mereka setiap tahun menambah jumlah deretan pencari kerja, sementara bekal
untuk kesiapan kerja belum dimiliki.
Dari luar negeri tantangan akan muncul dengan disepakatinya AFTA (Asean Free
Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area) tahun 2003. Konsekuensinya adalah
tenaga kerja kita dalam berbagai sektor kehidupan harus mampu bersaing dengan tenaga
kerja asing dari negara-negara tetangga di lingkungan Asean.
B. MENGAPA KEWIRAUSAHAAN?
Melihat kondisi tersebut, maka dunia pendidikan harus mampu berperan aktif
menyiapkan sumberdaya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan
kehidupan baik lokal, regional, nasional maupun internasional. Ia tidak cukup hanya
menguasai teori-teori, tetapi juga mau dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sosial.
Ia tidak hanya mampu menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku saekolah/kuliah, tetapi
juga mampu memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang berorientasi pada pembentukan
jiwa entrepreneurship, ialah jiwa keberanian dan kemauan menghadapi problema hidup dan
kehidupan secara wajar, jiwa kreatif untuk mencari solusi dan mengatasi problema tersebut,
jiwa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Salah satu jiwa entrepreneurship yang
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 3
perlu dikembangkan melalui pendidikan pada anak usia pra sekolah dan sekolah dasar,
adalah kecakapan hidup (life skill).
Pendidikan yang berwawasan kewirausahaan, adalah pendidikan yang menerapkan
prinsip-prinsip dan metodologi ke arah pembentukan kecakapan hidup (life skill) pada
peserta didiknya melalui kurikulum yang terintegrasi yang dikembangkan di sekolah.
Tulisan ini mencoba menawarkan suatu model pendidikan yang berwawasan kewirausahaan
untuk tingkat pra sekolah dan sekolah dasar. Dengan model ini jika diterapkan diharap
dunia pendidikan ikut memberikan kontribusi nyata dalam rangka peningkatan mutuSDM
diIndonesia.
Kerangka pengembangan kewirausahaan di kalangan tenaga pendidik dirasakan
sangat penting. Karena pendidik adalah ‘agent of change’ yang diharapkan mampu
menanamkan ciri-ciri, sifat dan watak serta jiwa kewirausahaan atau jiwa ‘entrepreneur’ bagi
peserta didiknya. Disamping itu jiwa ‘entrepreneur’ juga sangat diperlukan bagi seorang
pendidik, karena melalui jiwa ini, para pendidik akan memiliki orientasi kerja yang lebih
efisien, kreatif, inovatif, produktif serta mandiri.
C. KONSEP KEWIRAUSAHAAN
Instruksi Presiden No. 4 Th 1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, mengamanatkan kepada seluruh
masyarakat dan bangsa Indonesia, untuk mengembangkan program-program
kewirausahaan. Inpres tersebut dikeluarkan bukan tanpa alasan. Pemerintah menyadari
betul bahwa dunia usaha merupakan tulang punggung perekonomian nasional, sehingga
harus digenjot sedemikian rupa melalui berbagai Departemen Teknis maupun Institusiinstitusi
lain yang ada di masyarakat. Melalui gerakan ini pada saatnya budaya
kewirausahaan diharapkan menjadi bagian dari etos kerja masyarakat dan bangsa Indonesia,
sehingga dapat melahirkan wirausahawan-wirausahawan baru yang handal, tangguh dan
mandiri.
Dari segi karakteristik perilaku, Wirausaha (entepreneur) adalah mereka yang
mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri.
Wirausaha adalah mereka yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 4
Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang yang mempunyai kemampuan
normal, bisa menjadi wirausaha asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan
berusaha.
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2) kemampuan
menanggapi peluang, Berdasarkan hal tersebut maka definisi kewirausahaan adalah
“tanggapan terhadap peluang usaha yang terungkap dalam seperangkat tindakan
serta membuahkan hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif dan
inovatif.” (Pekerti, 1997).
Bagan 1
KERANGKA BERPIKIR TENTANG KEWIRAUSAHAAN
Sejalan dengan pendapat di atas, Salim Siagian (1999) mendefinisikan:
“Kewirausahaan adalah semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif
terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
POLA TANGGAPAN
􀂊 KARAKTERISTIK PERORANGAN
􀂊 KARAKTERISTIK KELOMPOK
SOSIAL
POLA PELUANG
􀂊 KEBUTUHAN EKONOMI
􀂊 KEMAJUAN TEKNOLOGI
PERILAKU WIRAUSAHA
􀂊 Mendirikan
􀂊 Mengelola
􀂊 Mengembangkan
􀂊 Melembagakan
HASIL USAHA
PERUSAHAAN:
􀂊 Tepat Guna
􀂊 Hemat Usaha
􀂊 Unggul Mutu
􀂊 Pembaharu
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 5
pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih
baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja
yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan
manajemen.”
Pengertian di atas mencakup esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif
terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan
yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk
mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.
Pengertian itu juga menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan
secara etis serta wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi
nirlaba yang bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/
masyarakat.
Semangat, perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain
dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal,
Wirausaha tangguh, Wirausaha unggul.
Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi
sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya
secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya, wirausaha yang perilaku
dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi serta mengantisipasi dan
menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.
Menjadi wirausaha profesional harus memenuhi kriteria ketangguhan dan
ketangguhan. Adapun ciri dari kedua kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a) Ciri dan Kemampuan Wirausaha Tangguh
1) Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha
mencari peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan
dalam mengatasi masalah.
2) Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan
dalam memuaskan langganan.
3) Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan
(dan pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem
pengendalian intern.
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 6
4) Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan
terutama dengan pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan
permodalan.
b) Ciri dan Kemampuan Wirausaha Unggul
1) Berani mengambil resiko serta mampu memperhitungkan dan berusaha
menghindarinya.
2) Selalu berupaya mencapai dan menghasilkan karya bakti yang lebih baik untuk
langganan, pemilik, pemasok, tenaga kerja, masyarakat, bangsa dan negara.
3) Antisipasif terhadap perubahan dan akomodatif terhadap lingkungan.
4) Kreatif mencari dan menciptakan peluang pasar dan meningkatkan
produktivitas dan efisiensi.
5) Selalu berusaha meningkatkan keunggulan dan citra perusahaan melalui inovasi
di berbagai bidang.
Sementara itu dalam suatu penelitian tentang Standarisasi Tes Potensi
Kewirausahaan Pemuda Versi Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan adanya 11 ciri
atau indikator kewirausahaan, yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Contro
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.
Sementara itu menurut G. Meredith, et.al (1996) mengemukakan bahwa: Para
wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai
kesempatan-kesempatan yang ada; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 7
guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna
memastikan sukses.
Para wirausaha adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan
bermotivasi tinggi yang mengambil risiko dalam mengerjar tujuannya. Daftar ciri-ciri dan
sifat-sifat berikut memberikan sebuah profil dari wirausaha:
Ciri-ciri
Percaya diri
Berorientasikan tugas dan hasil
Pengambil risiko
W a t a k
Keyakinan
Ketidaktergantungan, individualitas
optimisme
Kebutuhan akan prestasi,
berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan,
tekad kerja keras, mempunyai dorongan
kuat, energitic, dan inisiatif.
Kemampuan mengambil risiko, suka pada
tantangan.
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi ke masa depan
Bertingkah laku sebagai pemimpin
Dapat bergaul dengan orang lain.
Menanggapi saran-saran dankritik
Inovatif dan kreatif
Fleksibel
Punya banyak sumber
Serba bisa, mengetahui banyak
Pandangan ke depan
Perseptif
D. LIFE SKILL SEBAGAI UNSUR DALAM BIDANG KEWIRAUSAHAAN
1. Pengertian life skill
Dalam kehidupan keseharian, manusia akan selalu dihadapkan problema hidup
yang harus dipecahkan dengan menggunakan berbagai sarana dan situasi yang dapat
dimanfaatkan. Kemampuan seperti itulah yang merupakan salah satu inti kecakapan
hidup (life skill). Artinya kecakapan yang selalu diperlukan oleh seseorang di manapun
ia berada, baik yang berstatus peserta didik, pekerja, guru, pedagang, maupun orangtua.
Pengertian life skill adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan,
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 8
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga
akhirnya mampu mengatasinya.
2. Ruang Lingkup life skill
Kecakapan hidup (life skill) dapat dipilah menjadi lima bagian, ialah kecakapan
mengenal diri (self awarness), kecakapan berpikir rasional (thinking skill), kecakapan
sosial (social skill), kecakapan akademik (academic skill), dan kecakapan vokasional
(vocational skill).
(1) Kecakapan mengenal diri (self awareness) atau kecakapan personal (personal
skill), adalah kecakapan yang diperlukan bagi seseorang untuk mengenal
dirinya secara utuh. Kecakapan ini mencakup :
a) penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan
b) penghayatan diri sebagai anggota keluarga dan masyarakat
c) penghayatan diri sebagai warga negara
d) menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan diri
e) menjadikan kelebihan dan kekurangan sebagai modal dalam
meningkatkan diri agar bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
(2) Kecakapan berpikir rasional (thinking skill) adalah kecakapan yang diperlukan
dalam pengembangan potensi berpikir, mencakup :
a) kecakapan menggali dan menemukan informasi (information searching)
b) kecakapan mengolah informasi dan mengambil keputusan (information
processing and decision making skills)
c) kecakapan memecahkan masalah secara kreatif (creative problem
solving skill)
(3) Kecakapan sosial ataukecakapan interpersonal (social skill) mencakup :
a) kecakapan komunikasi dengan empati (communication skill). Empati,
sikap penuh pengertian dan seni komunikasi dua arah, perlu ditekankan,
karena yang dimaksud berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan
pesan, tetapiisi dan sampainya pesan, disertai dengan ‘kesan’baik, akan
menumbuhkan hubungan yang harmonis.
b) kecakapan bekerjasama
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 9
(4) Kecakapan akademik (academic skill) ataukemampuan berpikir ilmiah,
mencakup komponen-komponen :
a) kemampuan melakukan identifikasi variabel
b) kemampuan merumuskan hipotesis
c) kemampuan melakukan penelitian
(5) Kecakapan vokasional (vocational skill), adalah keterampilan yang dikaitkan
dengan berbagai bidang pekerjaan tertentu yang terdapat di masyarakat.
Secara sederhana dapat dibuat skema pembagian kecakapan hidup yang perlu
ditanamkan kepada peserta didik, sebagai berikut :
Self Awarness
Thinking Skill General Life Skill
Social Skill
Life Skill
Academic Skill Specific Life Skill
Vocational Skill
3. Kurikulum Berorientasi pada kecakapan hidup
Program pendidikan berwawasan kewirausahaan adalah program pendidikan
yang berorientasi pada kecakapan hidup. Program ini dapat disusun dalam bentuk
kurikulum khusus atau terintegrasi dalam berbagai mata pelajaran. Untuk tingkat Pra
Sekolah dan SD, program pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup, dapat
dikembangkan menjadi sebagai berikut :
(1) Tujuan Pembelajaran :
a) content Objectives, yaitu penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran. Tidak semua materi pelajaran harus dikuasai siswa
melalui pembelajaran intra kurikuler disekolah. Materi pelajaran yang
memiliki onsep kunci serta tema-tema esensial yang mendorong
tercapainya kemampuan generik, yang wajib dimiliki siswa, selebihnya
dapat ditugaskan di rumah atau kegiatan lain.
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 10
b) Methodological Objectives, yaitu penguasaan siswa terhadap proses
penemuan konsep kunci keilmuan, sehingga memungkinkan siswa untuk
memiliki dan menguasai proses penemuan konsep kunci (keterampilan
proses).
c) Life skill objectives, yaitu penguasaan siswa dalam mengaplikasikan
konsep kunci serta keterampilan prosesnya dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan ini disebut kecakapan hidup karena meliputi content
objectives dan methodological objectives dan merupakan kecakapan
yang dapat ditransfer dalam berbagai bidang keilmuan dan teknologi.
Dalam hal ini siswa TK dan SD berlatih basic intelectual skill dan basic
manual skill yang seluruhnya bersifat generik.
(2) Kurikulum Pembelajaran
Materi pembelajaran untuk pembentukan life skill untuk anak TK dan SD
meneurut Panduan Depdiknas 2002 adalah sebagai berikut :
a) General Life Skill, meliputi :
- pendidikan karakter
- pendidikan akademis
- pendidikan jasmani
b) Specific Life Skill, meliputi :
(a) pendidikan personal dan sosial :
- pendidikan kehidupan dalam keluarga
- kebersihan dan kesehatan diri
- makanan dan gizi
- penggunaan obat-obatan yang berguna dan tak berguna
- kesehatan reproduksi/pendidikan seksualitas
- keamanan diri/keselamatan diri
- pemeliharaan lingkungan
- penggunaan waktu luang
- pendidikan kenegaraan
- advokasi menjadi warga masyarakat dan warga negara
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 11
(a) pendidikan keterampilan, disesuaikan dengan minat anak dan
kondisi setempat, misalnya :
- olahraga
- kesenian
- kerajinan
- berkebun/bertani
- beternak
- bahasa inggris dan asing lainnya
- teknologi sederhana dan komputer
E. PRODUKTIVITAS DAN LINGKUNGAN KERJA
Untuk menuju terwujudnya pendidikan berwawasan kewirausahaan, maka salah
satu kuncinya adalah menciptakan “perusahaan” (lembaga) yang dinamis dan fleksibel,
manajer bervisi ke depan, serta lingkungan kerja yang kondusif.
1. Organisasi perusahaan harus dinamis dan fleksibel.
Pengembangan organisasi perusahaan harus didasarkan atas visi, misi dan tujuan
yang jelas. Ada delapan roh oganisasi (perusahaan) agar sukses dan panjang umur :
(1) roh kesucian dan kesehatan
(2) roh kebaikan dan kemurahan
(3) roh cinta dan suka cita
(4) roh keunggulan dan kesempurnaan
2. Peran manajer sangat menentukan.
Manajer harus memiliki visi ke depan agar mampu mengarahkan dan meningkatkan
kinerja perusahaan. Sekurang-kurangnya ada 8 kompetensi manajer bervisi ke
depan, ialah : (1) kemampuan strategi (2) kemampuan sintesis, (3) kemampuan
organisasi, (4) kemampuan komunikasi, (5) kemampuan negosiasi, (6) kemampuan
presentasi, (7) dinamika, dan (8) ketangguhan.
3. Penciptaan lingkungan kerja yang kondusif.
Ada delapan persyaratan kualitas kehidupan lingkungan kerja disebut kondusif,
ialah :
(1) Upah yang layak dan pantas bagi pekerjaan yang dilakukan dengan baik
(2) Kondisi kerja yang aman dan sehat
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 12
(3) Kesempatan untuk belajar dan menggunakan keterampilan-keterampilan
baru
(4) Kesempatan untuk mengembangkan dan memajukan karir
(5) Integrasi sosial ke dalam organisasi
(6) Perlindungan terhadap hak-hak individu
(7) Keseimbangan antara tuntutan kerja dan bukan kerja
(8) Rasa bangga terhadap kerja itu sendiri dan terhadap organisasi
Untuk mencapai produktivitas perusahaan dikaitkan dengan lingkungan kerja dapat
dibuatkan diagram sebagai berikut :
Model Hubungan Produktivitas dan Lingkungan Kerja
Produktivitas
Area Sensitif
Area Pengembangan
Area
Kebutuhan
Pokok
‘Bertahan”
“Nyaman”
“Puas”
“Jenuh”
Kemungkinan
Penurunan Kinerja
Lingkungan Kerja
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 13
1. Produktivitas dan Motivasi
Menurut Teori Herzberg, ada dua faktor motivasi, yaitu:
F. MEMBANGUN ETOS KERJA KEWIRAUSAHAAN
Salah satu sumber bala yang menimbulkan bencana nasional akhir-akhir ini adalah
karena tidak dimilikinya etos kerja yang memadai bagi bangsa kita. Belajar dari negara lain,
Jerman dan Jepang yang luluh lantak di PD II. Tetapi kini, lima puluh tahun kemudian,
mereka menjadi bangsa termaju di Eropa dan Asia. Mengapa? Karena etos kerja mereka
tidak ikut hancur. Yang hancur hanya gedung-gedung, jalan, dan infrastruktur fisik.
Max Weber menyatakan intisari etos kerja orang Jerman adalah : rasional, disiplin
tinggi, kerja keras, berorientasi pada kesuksesan material, hemat dan bersahaja, tidak mengumbar
kesenangan, menabung dan investasi. Di Timur, orang Jepang menghayati “bushido” (etos para
samurai) perpaduan Shintoisme dan Zen Budhism. Inilah yang disebut oleh Jansen H. Sinamo
(1999) sebagai “karakter dasar budaya kerja bangsa Jepang”.
Ada 7 prinsip dalam bushido, ialah : (1) Gi : keputusan benar diambil dengan sikap
benar berdasarkan kebenaran, jika harus mati demi keputusan itu, matilah dengan gagah,
1. Faktor “Pendorong”
2. Faktor “Pemelihara”
Kebersihan
Pengakuan
Kreativitas
Tanggung Jawab
Lingkungan kerja
Insentif kerja
Hubungan Kerja
Keselamatan kerja
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 14
terhormat, (2) Yu : berani, ksatria, (3) Jin : murah hati, mencintai dan bersikap baik terhadap
sesama, (4) Re : bersikap santun, bertindak benar, (5) Makoto : tulus setulus-tulusnya,
sungguh-sesungguh-sungguhnya, tanpa pamrih, (6) Melyo : menjaga kehormatan martabat,
kemuliaan, dan (7) Chugo : mengabdi, loyal. Jelas bahwa kemajuan Jepang karena mereka
komit dalam penerapan bushido, konsisten, inten dan berkualitas.
Indonesia mempunyai falsafah Pancasila, tetapi gagal menjadi etos kerja bangsa kita
karena masyarakat tidak komit, tidak inten, dan tidak bersungguh-sungguh dalam
menerapkan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Maaf cakap
“Ketuhanan Yang Maha Esa” misalnya, sering ditampilkan sebagai “Keuangan yang maha
kuasa”. Kemanusiaan yang adil dan beradab, diterapkan menjadi “Kekuasaan menentukan apa
yang adil dan siapa yang beradab”, “Persatuan Indonesia” prakteknya menjadi “persatuan pejabat
dan konglemerat” dsb. Inilah bukti dari ramalan Ronggowarsito dan inilah zaman edan.
Dampak kondisi ini etos kerja yang berkembang adalah etos kerja asal-asalan.
Beberapa pernyataan berikut adalah gambaran ungkapan yang sering muncul ke permukaan
yang menggambarkan etos kerja asal-asalan, atau istilah Sinamo (1999) sebagai “etos kerja
edan”, ialah : (1) bekerjalah sesuai keinginan penguasa, (2) bekerja sebisanya saja, (3)
bekerja jangan sok suci, kerja adalah demi uang, (4) bekerja seadanya saja nggak usah
ngoyo, tak lari gunung dikejar, (5) bekerja harus pinter-pinter, yang penting aman, (6)
bekerja santai saja mengapa harus ngotot, (7) bekerja asal-asalan saja, wajar-wajar saja, kan
gajinya kecil, (8) bekerja semau gue, kan di sini saya yang berkuasa. Ungkapan-ungkapan
seperti tersebut di atas menggambarkan tidak adanya etos kerja yang pantas untuk
dikembangkan apalagi menghadapi persaingan global. Maka dari itu wajarlah jika bangsa ini
harus menerima pil pahit bencana nasional krisis yang berkepanjangan yang tak kunjung
usai.
Untuk mencapai kualifikasi Wirausaha Unggul maka SDM Perusahaan harus
memiliki Etos Kerja Unggul. Jansen H. Sinamo (1999) mengembangkan 8 Etos Kerja
Unggulan sebagai berikut :
1. Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar.
Suci berarti diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Yang Suci. Penghayatan
kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika seseorang merasa terpanggil. Bukan harus
dari Tuhan, tapi bisa juga dari idealisme, kebenaran, keadilan, dsb. Dengan kesadaran
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 15
bahwa kerja adalah sebuah panggilan suci, terbitlah perasaan untuk melakukannya
secara benar.
2. Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasiku, aku sanggup bekerja keras :
Maksudnya adalah bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi sehat. Aktualisasi
berarti mengubah potensi menjadi kenyataan. Aktualisasi atau penggalian potensi ini
terlaksana melalui pekerjaan, karena kerja adalah pengerahan energi bio-psiko-sosial.
Akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal, kita akan
sanggup bekerja keras, bukan kerja asal-asalan atau setengah setengah.
3. Kerja itu rahmat, kerja adalah terimakasihku, aku sanggup bekerja tulus :
Rahmat adalah karunia yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Respon yang tepat
adalah bersyukur dan berterima kasih. Ada dua keuntungan dari bekerja sebagai rahmat,
(1) Tuhan memelihara kita, dan (2) disamping secara finansial kita mendapat upah, juga
ada kesempatan belajar, menjalin relasi sosial, dsb. Pemahaman demikian akan
mendorong orang untuk bekerja secara tulus.
4. Kerja itu amanah, kerja adalah tanggung jawabku, aku sanggup bekerja tuntas :
Melalui kerja kita menerima amanah. Sebagai pemegang amanah, kita dipercaya,
berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai selesai. Jika terbukti mampu, akhlak
terpercaya dan tanggung jawab akan makin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi
jaminan sukses pelaksanaan amanah yang akan menguklir prestasi kerja dan
penghargaan. Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas.
5. Kerja itu seni/permainan, kerja adalah kesukaanku, aku sanggup bekerja kreatif :
Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik
seperti halnya seni. Untuk mencapai tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu
kreativitas untuk mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. Jadi
bekerja bukan hanya mencari uang, tetapi lebih pada mengaktualisasikan potensi kreatif
untuk mencapai kepuasan seperti halnya pekerjaan seni.
6. Kerja itu ibadah, kerja adalah pengabdianku, aku sanggup bekerja serius :
Tuhan mewajibkan manusia beribadah (dalam arti ritual) dan beribadah (dalam artian
kerja yang diabdikan pada Tuhan). Kerja merupakan lapangan konkrit melaksanakan
kebajikan seperti: untuk pembangunan bangsa, untuk kemakmuran, untuk demokrasi,
keadilan, mengatasi kemiskinan, memajukan agama, dsb. Jadi bekerja harus serius dan
Makalah Mata Kuliah Pengantar Falsafah Sains
Joko Sutrisno, P.062020071 16
sungguh-sungguh agar makna ibadah dapat teraktualisasikan secara nyata sebagai
bentuk pengabdian pada Tuhan.
7. Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna
Secara moral kemuliaan sejati datang dari pelayanan. Orang yang melayani adalah orang
yang mulia. Pekerjaan adalah wujud pelayanan nyata bagi institusi maupun orang lain.
Kita ada untuk orang lain dan orang lain ada untuk kita. Kita tidak seperti hewan yang
hidup untuk dirinya sendiri. Manusia moral seharusnya mampu proaktif memikirkan
dan berbuat bagi orang lain dan masyarakat. Maka kuncinya ia akan sanggup bekerja
secara sempurna.
8. Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajibanku, aku sanggup bekerja unggul :
Sebagai kehormatan kerja memiliki lima dimensi : (1) pemberi kerja menghormati kita
karena memilih sebagai penerima kerja (2) kerja memberikan kesempatan berkarya
dengan kemampuan sendiri, (3) hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat, (4)
pendapatan sebagai imbalan kerja memandirikan seseorang sehingga tak lagi jadi
tanggungan atau beban orang lain, (5) pendapatan bisa menanggung hidup orang lain.
Semuanya adalah kehormatan. Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu
dengan bekerja semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi–tingginya.
Dengan unggul di segala bidang kita akan memenangkan persaingan.

membangun jiwa wira usaha

Membangun jiwa ke wira usahaan
Perempuan itu datang menemui Abu Hanifah. la ingin menjual kainnya. Sebagaimana dicatat sejarah, Abu Hanifah merupakan seorang ulama generasi tabiin yang susah dibedakan apakah dia ulama yang saudagar atau saudagar yang ulama.

"Berapa kamu jual kain ini?" tanya Abu Hanifah.

"Seratus dirham!" jawab perempuan itu. Temyata kain yang dibawa perempuan itu sangaf bagus, bermutu, dan mahal. Namun perempuan tersebut tidak tahu harga kain itu sebenarnya. Entah dari mana dulunya ia memeroleh kain itu. la lupa. Adapun Abu Hanifah, seorang saudagar yang begitu menguasai dunia pasar, langsung mengetahui kualitas kain tersebut. Namun hal itu tak menjadikan sang Imam punya niat buruk untuk memanfaatkan kesempatan apalagi berlaku curang. Maka, dialog pun berlanjut.

"Harga kainmu ini jauh lebih mahal daripada seratus dirham. Coba kamu tawarkan dengan harga yang lebih tinggi," ujar Abu Hanifah.

"Bagaimana kalau dua ratus dirham?" tanya perempuan itu.
"Kainmu masih lebih bagus daripada dua ratus dirham!" sahut Abu Hanifah.

"Tiga ratus dirham!"

"Kainmu masih lebih mahal dari harga itu!" "Kalau begitu, belilah dengan harga empat ratus dirham."

"Kainmu sebenarnya masih lebih mahal dari empat ratus dirham, tapi aku akan membelinya dengan harga itu!" kata Abu Hanifah. Transaksi pun berlangsung. Keduanya pun sepakat dengan harga itu.

Kini dialog tersebut sepertinya tak mungkin terjadi dalam dunia nyata. Mungkin hanya akan kita dapatkan pada dunia cerita, drama atau hikayat. Kini, sepertinya mustahil ada seorang pedagang yang menawar harga barang melebihi harga yang diinginkan penjual. Kini, tak mungkin kita temukan pedagang minta agar harga belinya dinaikkan. Namun tidak demikian dengan kisah perempuan dan Abu Hanifah di atas. Kisah yang diriwayatkan oleh al-Maqdisi itu benar-benar ada, betul-betul terjadi.

Selain jiwa suci dan kejujuran, banyak petikan hikmah yang bisa kita tuai dari sosok Abu Hanifah. Tokoh tabiin yang hanya sempat bertemu dengan tujuh sahabat Nabi ini merupakan ulama peletakdasar mazhab Hanafi. Selain dikenal sebagai ulama, ia juga adalah seorang saudagar sukses.

Bagi kaum Muslimin, jiwa entrepreneur atau wirausaha ini menarik untuk dilirik. Apalagi ketika tingkat kebutuhan tenaga kerja semakin tidak bisa mengimbangi kecepatan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia. Tenaga kerja yang ada jauh lebih ban yak daripada kebutuhan. Angka kebutuhan penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) tak mampu menampung jebolan Sekolah Menengah Atas atau Perguruan Tinggi. Instansi swasta pun demikian. Yang terjadi justru sebaliknya.

Di tengah lilitan kebutuhan ekonomi sekarang, ribuan pabrik dan perusahaan swasta justru banyak yang mem-PHK karyawannya. Akibatnya, angka pengangguran membengkak. Ratusan ribu lulusan perguruan tinggi menganggur. Bangsa ini kelebihan tenaga kerja. Ujungnya, kita dipaksa "menjual" para tenaga kerja itu ke luar negeri dengan segala penderitaannya.

Di sisi lain, seharusnya fenomena ini membuat anak negeri ini merenung. Selain terbatasnya lahan penerimaan PNS atau karyawan swasta, bangsa ini juga membutuhkan sosok-sosok entrepreneur. Kekayaan alam yang berlimpah, SDM yang membludak dan kebutuhan ekonomi yang kian membengkak, menghajatkan kita untuk belajar bekerja mandiri. Masyarakat bangsa ini mulai harus mengubah paradigma berpikirnya dari harus menjadi PNS menjadi-mengutip judul buku karangan Valentino Densi-Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian.

Saatnya para karyawan merenung. Fakta menyebutkan, tingkat kenaikan gaji para karyawan, baik PNS maupun swasta, tak mampu mengejar tingkat pertambahan kebutuhan sehari-hari. Belum lagi. kalau ia harus mengubah nasib dengan memunyai kendaraan atau rumah besar, misalnya.

Kita renungkan, berapa lama waktu yang diperlukan seorang karyawan yang menerima gaji dua juta rupiah per bulan, misalnya, agar bisa memiliki rumah seharga 200 juta rupiah? la harus menabung selama 100 bulan atau delapan tahun lebih. Itu pun kalau ia menyimpan seluruh penghasilannya sebanyak dua juta per bulan tanpa dipotong untuk kebutuhan makan, tempat tinggal, sekolah anak dan lainnya.

Dengan kondisi demikian, mungkinkah ia berharap bisa memiliki kendaraan roda empat. Kalau saja ia berharap mendapatkan kendaraan atau rumah seharga dua miliar, misalnya, maka orang yang berpenghasilan dua juta per bulan tadi harus menabung-tanpa makan dan minum-selama 1000 bulan.

Pertanyaannya, bagaimana mungkin mereka yang selama ini duduk sebagai PNS tapi bisa memiliki semua kemewahan itu?

Dalam analisanya yang ia tulis di bukunya Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian, Valentino Dinsi menyebutkan, PNS atau mereka yang bekerja sebagai karyawan swasta level menengah ke bawah, hanya bisa kaya dengan lima cara. Yaitu, menikah dengan orang kaya, mendapatkan warisan, menang undian, bekerja sampingan, dan korupsi. Tanpa pertu menuduh, kita bisa buktikan mana di antara lima hal itu yang paling banyak dilakukan.

Merenungkan hal tersebut, selayaknya penghuni negeri ini mengubah paradigma berpikirnya. Paradigma sebagian masyarakat kita masih banyakyang ngotot memaksakan anaknya harus diterima di PNS dengan berbagai cara termasuk suapmenyuap dan nepotisme. Paradigma ini harus diubah dengan paradigma baru. Yaitu, mendidik generasi muda dengan jiwa wirausaha.
Dengan demikian, begitu lulus dari SMA atau perguruan tinggi, generasi kita tak lagi belajar bagaimana menulis lamaran pekerjaan, tapi belajar cara membuat proposal bisnis. Mereka tak lagi berbondong-bondong menenteng map me lamar jadi pegawai, tapi beramai-ramai membuka usaha baru.

Jika jiwa wirausaha ini bisa kita tumbuhkan sejak dini, kita berharap negeri ini akan bangkit dari keterpurukan. Kekayaan alam yang melimpah ruah ini bisa kita kelolah sendiri tanpa harus mengundang orang asing. Syaratnya satu, kita mau berubah. "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri," (QS ar-Ra'd: 11).


Masih lemahnya tumbuh jiwa kewirausahaan di tengah masyarakat dewasa ini, umumnya di kalangan generasi muda, ikut pula memberi dimensi krisis bangsa yang berkepanjangan.
Masih kuatnya tumbuh mental-mental priyayi sebagai bagian dari monumen peninggalan penjajahan tempo dulu, di mana menjadi pegawai negeri dipandang lebih terhormat, dibandingkan menjadi wirausaha.
Keadaan yang tidak kondusif seperti ini ikut pula memberi arti yang cukup dalam terhadap bangun kepribadian sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan yang ada. Kaum intelektual muda tamatan perguruan tinggi, dengan menyandang berbagai gelar akademis, masih ragu atau enggan melirik peluang menjadi wirausahawan.
Mereka pada umumnya lebih suka pelamar berdesakan menjadi karyawan pemerintah, dengan berbagai pertimbangan praktis. Kalau ada yang terjun pada bidang yang satu ini umumnya karena terpaksa atau menerima warisan dari keluarga untuk melanjutkannya.
Rasa bangga menjadi pengusaha yang handal harus mulai dibangkitkan di tengah masyrakat kita sejak dini. Ini semua tidak terlepas dari mengubah cara pandang atau budaya masyarakat yang masih konvensional memerlukan proses pembelajaran yang intens ke arah yang lebih baik.
Kalau kita perhatikan secara kasat mata beban anggaran rutin dalam APBN/APBD dimana alokasi dana sudah cukup besar untuk membayar gaji PNS selama ini. Keadaan yang tidak kondusif seperti ini bila terjadi berkepanjangan, maka secara tidak langsung akan dapat menghambat/merongrong laju pembangunan bangsa kita keluar dari dimensi krisis ini.
Adanya upaya pembentukan Koperasi Krama Bali oleh Group Bali Post , sebagai kilas balik menapak tumbuhnya tunas jiwa-jiwa kewirausahaan yang andal patut kita acungkan jempol, serta dukung bersama agar dapat mencapai hasil yang optimal.
Di tengah kepungan serta kebuntuan krama Bali atas intervensi kaum pendatang/urban secara perlahan yang umumnya berasal dari luar pulau. Terkadang hanya berbekal nekat/berani serta perhitungan sederhana membuka usaha informal secara beramai-ramai dengan mengambil tempat yang cukup strategis.
Fenomena ini seharusnya menjadi pemicu sekaligus tantangan untuk bangkit dari keterlenaan/tidur panjang yang nyenyak semeton krama Bali . Lama sektor informal ini tidak dilirik oleh krama Bali , padahal memberi nilai tambah/ income yang cukup baik bila dikelola dengan manajemen yang baik.
Warung makan lesehan mulai dari pecel lele, ayam goreng, bubur ayam, ikan bakar, nasi goreng, yang tersebar di jalan-jalan protokol di pusat kota , jarang krama Bali sebagai pedagangnya. Padahal omzetnya cukup lumayan, bahkan lebih besar dari gaji pegawai negeri. Peluang pasar ini tidak dilirik/dilihat secara jeli dari awal oleh krama Bali paska bom Bali .
Dengan adanya Koperasi Krama Bali dengan makin berkembangnya jumlah binaan para anggotanya, diharapkan dapat melahirkan para pengusaha yang andal. Membangun kekuatan pasemetonan krama Bali dalam lingkup keakraban jiwa kewirausahaan perlu dipupuk dari sekarang.
Melahirkan benih-benih jiwa keakraban pasemetonan jiwa kewirausahaan ini sangat memberi rasa tolerasi yang lebih kuat membangun ekonomi lokal (local content) lebih tumbuh mengakar ke bawah sebagai spirit melestarikan Bali Ajeg.
Manajemen kewirausahaan yang andal berbasis pasemetonan ini memberi nilai tambah lebih akrab dalam bermasyarakat untuk saling melengkapi. Jiwa kebersamaan dalam bingkai pasemetonan krama Bali ini akan dapat menggerakan perekonomian Bali lebih utuh secara permanen.
Selama ini kekuatan pasemetonan Bali dalam arti perekonomian belum dapat digarap secara optimal oleh krama Bali . Ini dapat kita lihat di tengah masyarakat di mana krama Bali yang bergerak di sektor informal baik yang bergerak di bidang pariwisata/tersier/jasa maupun perdagangan relatif belum banyak.
Justru peluang bisnis yang menggiurkan ini lebih banyak ditangkap oleh orang luar dalam berbagai bidang dengan kejelianya melihat peluang bisnis yang ada. Ini menjadi tantangan krama Bali untuk bangkit membangun kekuatan perekonomian pasemetonan secara ajeg demi kelestarian Bali sendiri.
Untuk itu perlu digalang jiwa pasemetonan lebih akrab membangun manajemen kewirausahaan dengan spirit kekuatan lokal dalam berbagai bidang. Rasa kebersamaan dalam pasemetonan membangun bisnis ini harus bangkit secara simultan dari bawah secara sadar.
Kita harus memberi dorongan positif atas inisiatif bangkitnya jiwa kewirausahaan di lingkungan kita masing-masing. Dorongan moral maupun material adalah bagian dari rasa peduli atas pesemetonan bisnis yang kuat mengikat pada diri semeton krama Bali .
Terobosan Baru
Adanya terobosan Koperasi Krama Bali melakukan pembinaan atas anggotanya membuka warung bakso krama Bali yang tersebar meluas di tengah masyarakat patut kita dukung oleh semeton Bali sebagai rasa partisipasinya membangun perekonomian masyarakat.
Keberanian membuka peluang usaha adalah bagian dari membuka peluang kerja untuk mengurangi pengangguran. Bila krama Bali ikut andil memberi dukungan secara tidak langsung atas keberadaan usahanya merupakan bagian dari amal darma bakti atas tumbuhnya jiwa pasemetonan yang lebih kokoh.
Jiwa pasemetonan dalam partisipasi bisnis yang kurang selama ini sehingga krama Bali sering susah berkembang kalau dibandingkan dengan warga masyarakat pendatang, perlu mulai digalang kesadarannya.
Bagi krama Bali yang menggeluti sektor usaha informal harus kreatif dalam membangun inovasi usaha yang terus berkembang. Usaha yang dapat ajeg adalah bila selalu dapat melahirkan daya inovasi baru yang menarik pembeli untuk selalu datang.
Bagaimana memberi pelayanan yang ramah penuh keakraban dalam suasana kekeluargaan yang kuat sehingga melahirkan sinergis spirit usaha atas rasa kebersamaan dan memiliki. Membangun hubungan emosional yang terpelihara kuat mengikat di antara pengusaha dengan konsumen menjadi kata kunci kesuksesan.
Hindari kesan jorok atas usaha yang dijalankan. Baik dari aspek penampilan fisik, pelayanan, penangan manajemen, maupun tata ruang usaha yang ada. Kesan kumuh yang mengikat ini memberi citra usaha yang dijalankan kurang profesional serta bonafid .
Keadaan ini yang sering menjadi kendala bagi krama Bali menjalankan usaha selama ini. Hindari jiwa ngoyo , atau adem ayem yang sifatnya pasrah atau nrimo sebagai bagian dari keadaan yang ada. Jiwa pasif ini memberi hasil yang negatif bagi pengembangan usaha yang ada.
Untuk itu krama Bali harus mulai berbenah membangun bisnis yang lebih baik dengan memperhatikan aspek kesehatan, kebersihan, kejujuran, serta mental yang pantang menyerah membangun usaha yang selalu berkembang/maju, demi menjaga Bali Ajeg.
Pondasi bisnis ini harus dibangun secara sadar penuh kesungguhan jangan bersikap setengah-setengah melakoni usaha ini. Curahkan perhatian secara penuh konsetrasi dengan mengantispasi berbagai aspek yang akan muncul.
Mulai dari pesaing yang ada, pengembangan produk yang selalu unggul dari pesaing, membangun jaringan pemasaran produk yang selalu bersahabat dan selalu dekat dengan konsumen, serta menjaga image usaha yang dijalankan selalu penuh kejujuran.
Dipersifikasi Usaha
Untuk membangun jaringan bisnis yang mengakar kuat dari bawah serta menghindari terjadinya kejenuhan produk, maka perlu diciptakan dipersifikasi produk yang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu. Dengan terciptanya pariasi usaha serta produk yang ditawarkan memberi iklim usaha yang makin melengkapi untuk selalu dapat tampil lebih baik di antara krama Bali secara positif.
Bila iklim kondusif usaha seperti ini dapat tercipta secara baik maka akan memberi nilai manfaat yang lebih menyeluruh untuk selalu tampil menjadi yang terbaik. Saling melengkapi dan saling terintegrasi satu dengan yang lainya dengan bisnis krama Bali yang lain akan menimbulkan sinergis kerja yang saling menunjang.
Tidak ada yang saling jegal atau menjatuhkan karena ketatnya persaingan di antara krama Bali . Tentu keadaan kondusif seperti ini memerlukan adanya koordinasi dalam pemikiran serta langkah terpadu yang lebih komprehensif penuh kesadaran.
Membangun dipersifiksi usaha, dengan melihat kondisi masyarakat yang ada memerlukan kejelian yang cukup memadai. Ini menyangkut kejelian dalam menangkap peluang bisnis yang ada serta berkembang di waktu yang akan datang.
Mengasah jiwa kewirausahaan yang tajam dalam mengestimasi perkembangan zaman memerlukan keterampilan pribadi yang utuh yang didukung oleh pengetahuan dan pengalaman yang memadai. Memupuk untuk dapat lahirnya enterpreneurship yang andal seperti ini menjadi kebutuhan mendasar krama Bali saat ini.
Bagaimana dapat membangun kekuatan diri pribadi yang andal dalam membangun jiwa kewirausahaan memerlukan tingkat pemahaman yang utuh dalam berbagai situasi yang ada.
Fijar awal sebagai lentera kini telah mulai menyala sebagai penerang menggapai jalan harapan yang terbentang di depan. Kita harapkan semeton krama Bali dapat memotivasi diri lebih enegik menyalakan lentera diri lebih menyala menggerakan perekonomian lebih bergairah disaat badai krisis melanda.
Ini memerlukan perenungan lebih utuh dalam bingkai kesadaran membangun Bali lebih terhormat/bermartabat di tengah keterpurukan mengancam oleh berbagai isu yang tidak sedap. Ini menuntut kesungguhan serta kesadaran semeton krama Bali untuk sadar dan bangkit dari tidur nyenyak yang panjang dalam upaya membingkai spirit Bali Ajeg lebih kongkret. Mari…..!!!!
Menggali Diri
Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat karakter seseorang, khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan, alami dan dilakukan dengan baik. Setiap dari kita, memiliki susunan karakter tertentu yang menjadikan kita, apa adanya. Kami menggunakan kata Tema Karakter untuk menggambarkan unsur-unsur yang membentuk susunan karakter. Mengetahui Tema Karakter Seseorang adalah permulaan.[4] Tema Karakter adalah inti, seperti pusat bola salju yang mengumpulkan lebih banyak salju ketika menggelinding menuruni bukit. Ia mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman dalam prosesnya. Tema Karakter membentuk pengetahuan dan pengalaman dalam satu wilayah yang berhubungan. Bila seseorang dengan kreativitas sebagai tema karakter yang dominan, akan memiliki kemampuan lebih untuk mengatasi situasi yang membutuhkan adaptasi dan perubahan dibandingkan dengan yang memiliki tema karakter dengan kreativitas yang lebih rendah. Pengalaman Hidup dapat mengembangkan dan memperkuat tema karakter, tetapi dapat juga menguranginya. Pendidikan dan latihan juga memberikan bentuk dan ukuran bola salju, pentingnya mengetahui tema karakter kita tidak dapat diremehkan sebaliknya semakin cepat kita mengetahuinya akan lebih baik. [5] Wirausahawan memiliki enam tema karakter utama yang membentuk akronim: F(Focus) untuk fokus, A(Advantage) untuk keuntungan, C(Creativity) untuk kreativitas, E(Ego) untuk ego, T(Team) untuk tim, S(Social) untuk sosial.
[sunting] Memulai Usaha
Ada empat subkategori menjadi wirausahawan:[4]
1.Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau metodologi
2.Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk memecahkan masalah baru.
3.Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien.
4.Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi.
[sunting] Kemampuan yang Diperlukan
Keterampilan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dapat dikelompokkan menjadi tiga area utama: keterampilan teknis seperti menulis, mendengarkan, presentasi lisan, pengorganisasian, pembinaan, bekerja dalam tim, dan teknis tahu-bagaimana(know-how), keterampilan manajemen usaha termasuk hal-hal dalam memulai , mengembangkan, dan mengelola perusahaan. Keterampilan dalam membuat keputusan, pemasaran, manajemen, pembiayaan, akuntansi, produksi, kontrol, dan negosiasi juga sangat penting dalam membangun dan mengembangkan usaha baru. Keterampilan terakhir melibatkan keterampilan kewirausahaan. Beberapa keterampilan ini, membedakan pengusaha dari manajer termasuk disiplin, pengambil risiko, inovatif, teguh, kepemimpinan visioner, dan yang berorientasi perubahan.[6]

[sunting] Rintangan dan Solusi
Berikut adalah sepuluh kesalahan yang sering dilakukan oleh wirausahawan, saat awal menjalankan bisnisnya:[1]
1. Kesalahan Dalam Mengelola

2. Kurangnya Pengalaman
Manajer bisnis kecil perlu memiliki pengalaman jika mereka ingin mengembangkan usahanya.

3. Kontrol Keuangan Kurang
Bisnis yang sukses membutuhkan kontrol keuangan yang tepat.

4. Upaya Pemasaran yang Lemah,
Membangun konsumen untuk bertambah secara berkesinambungan membutuhkan usaha, pemasaran secara terus-menerus dan kreatif. Slogan, pelanggan secara otomatis akan datang, hampir tidak pernah terjadi.

5. Kegagalan untuk Mengembangkan Rencana Strategis.
Gagal dalam merencanakan, berarti gagal untuk bertahan .

6. Pertumbuhan Tidak Terkendali
Pertumbuhan adalah hal yang alami, sehat dan diinginkan oleh setiap perusahaan. Namun, harus direncanakan dan dikendalikan. Pakar manajemen Peter Drucker berkata perusahaan-perusahaan baru lebih baik untuk memperkirakan pertumbuhan modal hanya setiap peningkatan penjualan 40 hingga 50 persen.

7. Lokasi Kurang Strategis
Memilih lokasi yang tepat adalah sebagian seni dan sebagian ilmu. Seringkali, lokasi bisnis dipilih tanpa penelitian yang benar, investigasi, dan perencanaan.

8. Kontrol Persediaan yang Barang Buruk
Pengendalian persediaan barang adalah salah satu tanggung jawab manajerial yang sering terabaikan.

9. Harga Tidak Tepat
Menetapkan harga yang tepat sehingga menghasilkan keuntungan yang diperkirakan menuntut pemilik bisnis mengerti berapa biaya untuk membuat, memaasarkan dan mendistribusikan barang dan jasa.

10. Ketidakmampuan dalam Membuat Transisi Entreprenurial
Setelah memulai,akan terjadi pertumbuhan, biasanya membutuhkan gaya manajemen yang sangat berbeda. Pertumbuhan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan wewenangnya dan tidak menangani - kegiatan operasional sehari-hari - sesuatu yang tidak bisa dilakukan olehnya.
Berikut adalah solusi untuk mengatasinya:[7]
1. Mengenal bisnis secara mendalam.
2. Mengembangkan rencana bisnis yang matang.
3. Mengelola keuangan.
4. Memahami laporan keuangan.
5. Belajar mengelola manusia secara efektif.
6. Jaga kondisi Anda.